Kamis, 05 April 2012

ICH LIEBE DICH......


                Angin itu terasa tajam,berhembus hebat dan sedikit membawa debu-debu tanah.Entah kenapa deru angin yang berhembus dan menggoyangkan rambutku itu seperti membisikkan suatu rahasia kepadaku.Angin itu memberitahukan bahwa kamu yang ada di belahan bumi yang berbeda denganku tak seperti dulu .Tapi aku tak mempercayai angin itu.Bukankah angin itu hanya datang tiba-tiba dan nantinya akan menghilang.Semoga kamu-setidaknya- tidak seperti angin itu,yang datang tiba-tiba lalu kemudian menghilang tanpa jejak.
                Matahari masih malas menujukkan senyumnya saat itu.Padahal si badut sudah menunjukkan pukul 7.00.Kupikir masih subuh karena diluar masih gelap.Di langit bulan pun ternyata masih lembur karena matahari sepertinya terlambat bangun.Aku memperhatikan lingkungan sekitar.Udara yang kuhirup terasa begitu lembap dan dingin,yang kubutuhkan sekarang bukan itu,Aku BUTUH MATAHARI.Setidaknya untuk menghangatkan badanku yang dari tadi menggigil kedinginan dan tentunya ku berharap itu bisa menghangatkan hatiku yang sedari tadi disentuh deru angin itu.
                Aku kemudian masuk ke dalam rumah mungilku karena kecewa tak melihat secuil senyum matahari sedikitpun.Kulihat kalender yang bertengger manis di atas meja kerjaku.Tanggal 12 Februari 2012.Tunggu dulu..jangan bilang kalau ini tepat 5 tahun sejak kepergianmu ke Jerman untuk menuntut ilmu.Kau mendapatkan beasiswa untuk studi kedokteranmu 5 tahun lalu dan tentunya ini sudah waktumu pulang ke Jakarta.
***
                Sekejap sekelebat kenangan manis kita melintas di otakku.Kau,seorang cowo yang begitu cuek,malas belajar dan kerjaanmu di kelas cuma membuka laptop,handphone atau tablet kesayanganmu untuk bermain games dan sama sekali tidak memperhatikan penjelasan guru kita.Kau,seorang cowo yang memakai kacamata minus 1,5 yang kupikir itu akibat dari membaca buku-buku pelajaran tebal tapi ternyata itu karena radiasi gadget akibat games-gamesmu yang tak henti kau mainkan.Kau,seorang cowo yang menjadi incaran di sekolah kita karena wajahmu yang tirus ,mata biru,badan proporsional dan tentunya six-pack dan tak lupa sepasang lesung pipi yang bertengger di pipimu adalah kombinasi yang sempurna untuk ukuran cowo  pada umumnya.Tapi yang paling disenangi dari dirimu adalah senyum memikat dan sikap cuekmu itu.Oh,jangan lupakan satu hal! Sebagian cewe yang menamakan dirinya “cewe popular” mendekatimu karena kekayaanmu.Tapi itulah kamu yang tak peduli siapapun yang mencoba mendekatimu,kau akan bersikap cuek dan meninggalkan mereka dengan sejuta kekecewaan mendalam dalam hati mereka.
                Semua cewe popular yang mendekatimu kau jauhi dan kau malah memilihku.Apa kau buta atau bagaimana?aku kan cuma cewe biasa yang tak ada apa-apanya dengan mereka.Cantik?aku jauh dari kata itu.Pintar?jika IQ-ku border line-pun aku masih berterima kasih pada Tuhan.Kaya?orang tuaku hanya pegawai swasta yang  gajinya itu tak sampai sepersekian persen dari gaji orangtuamu.Lalu kenapa kau pilih aku?Kau menjawab dengan satu kalimat pendek”aku cuma suka kamu”.Entah apa yang kau suka dariku tapi yang jelas aku sangat bahagia dicintai oleh seseorang yang sangat digilai oleh semua cewe di sekolah kita.Aku bahagia mencintaimu dan tentunya merasa sedikit “sombong” karena aku bisa memilikimu ^^.
                Tak kusangka,cowo sepertimu bisa jadi dokter!heii..tunggu sebentar..bukannya aku meragukan kemampuan intelektualmu.Aku hanya tak percaya cowo “urakan” sepertimu bercita-cita jadi seorang dokter.Apa alasanmu?dengan isengnya aku menanyakan itu ke kamu.Begini ceritamu…
                “Kamu beneran mau tahu kenapa aku mau jadi dokter?”tanyamu balik kepadaku.
                “Ya iyalah sayang,jawab aja deh..jangan buat aku penasaran….rese deh…” Aku mulai memasang jurus “pacar ngambek” andalanku yang biasanya selalu berhasil membuatnya menyerah.
                “Iya iya…pacarku yang cerewet!”katamu sambil mencubit kedua pipiku bersamaan.Kau sangat suka sekali melakukannya dan bukannya marah aku malah menyukainya.Aneh kan?ya,semua hal aneh akan terasa menyenangkan jika itu kamu.
                “Jadi gini,
#to be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar