Minggu, 24 Februari 2013

Curhat: Kamu Tahu Bagaimana Aku



Tiba-tiba saja aku memikirkanmu. Membayangkan bagaimana kedua bola matamu terpaku, menatap lekat padaku dengan malu-malu.  Memandang senyum yang terukir jelas di wajahmu yang entah mengapa  berusaha kau sembunyikan dariku. Merasakan  bagaimana lidahmu kelu saat kita saling berhadapan. Ya, kita sama-sama tak punya keberanian untuk menyapa satu sama lain. Kebekuan di bibir kita seakan suatu hal yang tak bisa dicairkan. Saat tatapan kita beradu pun, yang ada hanyalah refleks memalingkan wajah di saat yang bersamaan pula.
Tiba-tiba saja aku merindukanmu. Membayangkan kau berjalan di koridor dengan tergesa-gesa. Melihat ekspresi wajahmu yang  sangat menggemaskan. Memandang tawa yang bergulir darimu setiap harinya. Merasakan hangat yang menjalar ke kedua pipiku saat kita berpapasan. Kita, dua insan yang saling mengagumi satu sama lain. Membiarkan rasa ini terdiam dalam hati tanpa pernah bergerak ke sisi hati yang lain. Merelakan perasaan ini hanya terpaku pada satu nama, meski tak pernah memberitahu sang pemilik nama.
Biarlah aku menanamkan rindu padamu setiap harinya, menuainya di suatu hari nanti yang mungkin di saat itu kita telah menjadi satu. Bagaimana dengan rasa hatimu? Merasakan hal yang sama pula, kah? Mungkin saat ini kau hanya tersipu membaca potongan kertas kecil dariku, membayangkan pipiku yang memerah karena kau terus memandangiku. Lalu mungkin kau akan berkata “Kau tentu tahu bagaimana aku.”
Bagaimana aku tahu? Tentu, karena kau tahu sepenuhnya bahawa aku sangat mengenalmu. Jauh sebelum kau mengetahui keberadaanku. Jauh sebelum kau pertama kali menyapaku. Jauh sebelum pertama kali kita saling berpandangan. Jauh sebelum kau mengatakan kau mencintaiku. Ku tak mengerti mengapa semua ini terjadi. It just happened.
I Love You.
                                                            Teruntuk seseorang yang akhir-akhir ini mencuri perhatianku.
                              Tenanglah, aku tak pernah mengabaikanmu karena kamu masih dalam radiusku.