“Nanti
kalo kita udah besar , janji ya kita bakal ketemu di bandara ini. Kamu pulang
dari Jerman , aku dari Korea.”
“Iya
, janji deh.” Kelingking mungil Cherry lalu mengait pada kelingking Steve.
Janji masa kecil. Janji sederhana yang hingga dua puluh tahun masih tetap diingat
secara rinci oleh keduanya. Di belahan bumi berbeda mereka tersenyum mengingat
masa itu. Ingatan yang sama meski ada di tempat yang berbeda. Inikah saatnya
kisah itu kembali dimulai?
Cherry
tersenyum kecil mengingat sepotong memoarnya bersama Steve. Mereka bersahabat dari kecil. Kalau ada Cherry,
pasti disana ada Steve; begitupun sebaliknya. Mereka selalu menghabiskan waktu
bersama, meski terkadang di selingi pertengkaran kecil khas anak-anak.
“
Aku nggak mau jadi pasien. Aku takut disuntik.” Teriak Cherry setengah berlari,
menghindari jarum suntik plastik milik Steve.
“Nggak
sakit kok,dek! Cuma kayak digigit semut doang!”Bujuk Steve. Ia lalu menarik
lengan baju Cherry, pura-pura menyuntik.
“Nggak
sakit,kan?” ujar Steve, tersenyum pada Cherry.
“Annio, Oppa...” bisik Cherry lega.
Cherry lalu menarik lengan Steve “ Sekarang giliran aku ya, kita masak Kimchi!”
Impian
masa kecil itu terealisasikan di masa berikutnya. Steve mengambil kuliah kedokteran di Jerman
sedangkan Cherry yang bercita-cita kuliah di Sekolah Seni Seoul. Mereka berjanji
bertemu hari ini. Tepat dua puluh tahun
saat mereka berpisah. Mereka sengaja tak
pernah memberikan nomor ponsel, alamat, e-mail atau apapun yang bisa membuat mereka saling berhubungan. Mereka memang ingin
memberi kejutan pada masing-masing. Mereka hanya berbekal sepotong ingatan masa
lalu untuk bertemu. Bagaimana sosok Steve saat ini? Batin Cherry.
Cherry
membereskan kopernya, bersiap-siap menuju Bandara .
***
*to be continued