Aku sudah jatuh tepat di titik lebur rinduku. Semua rasa itu
menguar, menembus celah-celah pertahananku, membuat hati begitu rapuh.
Semua hal selalu mengaitkanku pada sosok dirimu. Kenangan yang terukir
selalu berhasil masuk ke alam bawah sadarku seperti kaset yang selalu
memutar bagian yang sama berulang-ulang. Memori bersamamu selalu
terngiang-ngiang saat sepi menghantui. Aku begitu merindumu.
Tiap
kudengar senandung itu, air mataku selalu berhasil menggenangi pelupuk
mata. Aku teringat sosokmu yang begitu piawai memainkan gitar sambil
menyenandungkan lagu itu. Lagu kita. Lagu yang dibawakan Lee Min Ho "
My Everything"
begitu lembut menyentuh gendang telingaku. Kau selalu mendendangkan
lagu itu. Seperti sebuah hal yang wajib kau lakukan. Semakin lama, lagu
itu semakin akrab di telingaku. Bahkan suara Lee Min Ho yang ku idolakan
itu sedikit demi sedikit lenyap, tergantikan suara lembut khas-mu. Tapi
aku selalu suka cara kau menyanyikannya. Begitu menghayati seolah
akulah objek di lagu itu.Aku bangga menjadi objek dalam hidupmu. Aku
selalu merindu caramu menyenandungkan itu.
Lalu ku bergerak menuju ruang musik.
Disana bersandar gitar kesayanganmu. Kau menggunakannya di saat apapun,
bahkan kau pernah bilang bahwa dia adalah hal kedua yang terpenting
dalam hidupmu, setelah aku tentunya. Petikan gitar itu selalu berhasil
membuat perasaanku jauh lebih baik. Pernah aku belajar memainkan gitar itu, tapi
hasilnya selalu tidak sama. Gitar itu seolah punya ruh dan hanya kau
saja yang bisa memainkannya dengan indah. Gitar itu sendiri. Sama
sepertiku, dia pasti merindu sentuhanmu.
Aku menyusuri
lorong di lantai dua saat ku temukan pintu kamarmu terbuka. Rasa
penasaran membuat langkahku beralih, masuk menelusuri kamarmu. Kamar
khas cowok, lengkap dengan " berantakan" yang memang lazim. Sertifikat,
piagam, medali berantakan memenuhi lantai kamarmu. Tanganku refleks
memungutinya satu persatu, membuatnya sedikit rapi. Lalu aku menemukan
selembar kertas tulisan tanganmu. Dengan cepat aku membacanya.
tiada kata yang tepat menggambarkan rasanya
tiada hal indah yang mampu menandingi kelembutannya
tiada sesuatu yang manis yang melebihi senyumnya
aku mencintainya,tanpa celah untuk mendua
dia menyita semua memori otakku,semua mimpi dan harapan
aku mencintanya setengah mati
seluruh hati telah beralih pemilik
menjadi miliknya seutuhnya
sekali lagi dia berhasil menembus keegoan hati
dia menaklukan hati sekeras batu karang sekalipun
dia wanita sederhana yang menyita pikiranku
aku selalu , selalu dan selalu ingin memilikinya
tapi aku tak mampu
aku tak sanggup
aku tak bisa
waktuku tiada memberi kesempatan
untuk merasa bahagia
sedikitpun tak bisa
takdir terlalu kejam untuk jadi kenyataan
aku mencintanya
sampai di surga nanti, aku masih memandanginya
aku merindunya
selalu....
Air
mata tak dapat melukiskan kesedihan yang ku alami. Aku kehilanganmu.
Sosok yang membuatku jatuh cinta. Cinta pertamaku. Kita jatuh cinta.
Tanpa syarat apapun. Hanya waktu dan takdir mempertemukan kita di
suasana yang tepat hingga kita merasa begitu bahagia. Tapi aku hanya
mengecap sedikit kebahagiaan bersamamu. Aku masih merindumu.Selalu.Tak
ada harap lagi sekarang. Kau telah tiada.
dedicated to :seseorang yang pertama ku jatuhi cinta :') i'm still loving you..