Rabu, 02 Mei 2012

Sahabatku Kekasihku?

buat sahabat yang (rencananya) move on jadi kekasih,

"Yah,kami cuma sahabat,tidak lebih"
satu kalimat yang ku proklamirkan dalam hati.Berkali-kali aku mengelak dari rasa yang mengejarku tanpa henti.Kupikir ini cuma rasa sesaat yang akan hilang termakan waktu,seperti biasa.Aku tipikal orang yang kadang langsung menyukai satu objek,lalu beberapa jam kemudian,objek itu tanpa perlu permisi akan meninggalkan ruang memori yang tadinya dihuni olehnya sementara.Yah,kupikir sekarang,dulu,ataupun nanti akan sama saja.Aku cuma menyukainya sesaat lalu melupakannya bagai suatu tak berarti.Lalu,seterusnya selalu ku anggap ini adalah hal yang biasa,sangat-sangat biasa.Tapi entah kenapa,aku merindukan suaramu menyentuh lembut gendang telingaku,seolah ini adalah hal yang biasa kau lakukan.Entah kenapa aku merindukan setiap sentuhan tanganmu di puncak kepalaku,yang biasa kau lakukan saat kita bersama.Entah kenapa aku merindukankan saat-saat dimana aku terpuruk dan kau menarik tubuhku dalam pelukanmu yang menghangatkan hati yang tengah dingin.

Di saat-saat seperti ini,sosokmu berlari,menjauh dan menghilang dari jangkauanku.Perlahan aku merasakan kehilangan bayanganmu.Padahal yang bisa menghiburku cuma kamu.Dengan sedikit memetikkan gitar kesayanganmu,mengalunkan lagu itu-lagu yang kau ciptakan buatku- akan membuat raut wajahku berubah.Lalu akupun terbawa suasana dan tanpa aku sadari aku mengikuti irama yang kau lantunkan dengan sepenuh hati itu.Tapi,gitar itu cuma bisa teronggok lesu dalam kamarku,seolah dia juga sedang merindukanmu.Kau tidak sedih melihat keadaan "kami" ? Lalu dimana kau?

Apakah yang selama ini kita lewati adalah proses dimana benih-benih cinta itu tumbuh?aku tak tahu apakah ini layak atau tidak,tapi kita tak pernah tahu kapan dan kenapa cinta itu bersemi,cinta itu merekah dan cinta itu akan gugur,sejauh kita mengetahui kapan cinta itu bersemi,maka nikmatilah bunga-bunga cinta yang bermekaran di kala itu,rawatlah ia karena engkau tahu musim panas,gugur,dan dingin akan mendekatinya tanpa pernah berhenti mengejarnya.Aku rasa tak ada salahnya menikmati saat-saat semua bunga-bunga ini bermekaran.Tapi,logika yang ku punya menolak ego yang sedari tadi bergejolak.Lalu kalimat inipun mendeklarisasikan diri dengan sombongnya.
"Yah,kami cuma sahabat,tidak lebih"
Lalu,apakah salah jika sahabat bermetamorfosis jadi kekasih?
Logika dan Egoku masih bertentangan di persimpangan jalan menuju hatimu.....

with love,
Mi-Ki