Jumat, 30 Maret 2012

Saranghaeyo Oppa Danny!

Sekali lagi kupandangi mata biru itu.Sungguh tak bosan rasanya memandangi mata itu hingga aku nyaris  tak menyadari kalau dia tengah menoleh kearahku.Lalu pandangan kami beradu,seulas senyum dia tunjukkan saat itu.Pipiku memanas dan kusadar dia tahu itu.Segera dia menyapaku,mengalihkan perhatianku "ada apa?"
"tidak ada apa-apa kok,hehehe"aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal.


Dasar bodoh!! mana mungkin dia bisa percaya kata-kata itu.Aku mengetuk kepalaku karena merasa melakukan kebodohan yang mestinya tak kulakukan.Sudah berapa lama sih aku memandangnya hingga tak sadar kalau dia menatapku?
"udah setengah jam kamu ngamatin dia,kamu sih terpesona banget liat dia,jadi ga sadar kalo dia ngeliatin!"kata Freya seolah sedang menjawab apa yang kupikirkan.

 "sampe segitunya ya? ya ampun" aku menyadari kebodohanku.Apa dia tahu kalau aku akhir-akhir ini memperhatikannya?memperhatikan baju apa yang dia pakai setiap hari saat kuliah?memperhatikan apa yang dia makan saat di kantin?memperhatikan apa yang dia lakukan saat dosen tak ada? ya ampun..bagaimana kalau dia berpikir aku tengah memperhatikannya dan mungkin mulai...menyukainya? tapi dari tatapan mata birunya -yang sungguh membuatku tak bisa tidur- aku yakin dia tidak menyadari hal itu.Mungkin karena aku tak berarti apa-apa di hadapannya.Mungkin.......
***
Setiap yang dia lakukan tak luput dari penglihatanku.Tentang betapa humorisnya dia saat bersama teman-temannya.Tentang betapa dia sungguh menyukai lagu-lagu yang bernada romantis dan sedikit jazzy.Tentang betapa dia sungguh membenci segala hal yang berhubungan dengan korea -dan aku tak tahu kenapa- dan tentang dia yang masih memikirkan masa lalunya.

Aku sungguh ingin memeluknya saat dia merasa sedih dan butuh a shoulder to cry.Aku sungguh ingin menghiburnya saat dia masih berduka atas kematian kekasihnya 1 tahun lalu.Aku sungguh ingin jadi teman curhatnya yang selalu bisa menenangkan hatinya atas segala masalahnya.Aku sungguh ingin jadi bagian dari hidupnya.

Banyak hal yang telah kupersiapkan kelak saat kami bersama.Memikirkan semua hal indah itu membuatku mual.Bagaimana bisa aku memilikinya jika hatinya masih dimiliki orang lain?Bagaimana bisa aku memilikinya jika aku tak punya keberanian untuk mengungkapkannya?

Jika aku mengatakannya,apa reaksi yang dia tunjukkan?
Apa dia akan menerimanya?
Apakah dia masih bisa selalu tersenyum seperti ini padaku?
Apakah dia menjauhiku?
Apakah dia akan meninggalkanku?
Sungguh aku tak sanggup jika dia menjauh dari hidupku
mungkin aku akan menemukan waktu yang tepat untuk mengatakannya...........
***
Danny mengedarkan pandangannya ke seluruh pelosok kantin.Dia tak menemukan sosok yang dicarinya.Naomi.Gadis bermata boneka itu tak ia temukan disini.Kemana dia?Ah..mungkin dia sedang di perpustakaan seperti biasa.

Danny bergegas menelusuri koridor dan menuju ke perpustakaan fakultas kedokteran.Dia mempercepat langkahnya setiba di depan pintu perpustakaan.Seperti biasa Bu Anna yang menjadi librarian senior disitu langsung menegurnya dan seperti bisa membaca pikiran Danny,ia langsung berkata " Naomi ada di dalam,di tempat biasa,ada beberapa buku yang baru datang dan sepertinya ia sangat antusias membacanya" Danny yang langsung mengerti maksud Bu Anna langsung menuju meja yang dimaksud.Tapi beberapa langkah kemudian Bu Anna kembali berkata yang membuat langkah kaki Danny tertahan "kalau mau pacaran,jangan berisik ya" sambil mengedipkan mata.Danny langsung membentuk bulatan dengan ibu jari dan telunjuknya membentuk isyarat "oke" dan segera menuju meja Naomi.

Sejurus kemudian.ia menatap meja itu dan tak menemukan pemilik mata boneka itu.Dimana dia??apakah Bu Anna sedang mengerjainya?buru-buru ditepis kemungkinan itu.Mana mungkin Bu Anna begitu,karena sejauh ini Bu Anna bersikap baik padanya dan Naomi.Kemudian ia mendengar suara rintihan samar-samar di rak fisiologi.Danny langsung mendekati sumber suara dan didapatinya Naomi tengah kesakitan karena tertimpa buku-buku yang pastinya sangat berat itu.Danny mencoba mengangkat satu demi satu buku itu dan memapah Naomi yang sepertinya keseleo.

"kamu tak apa-apa??mana yang sakit?
***

"kamu tak apa-apa??mana yang sakit?
terdengar suara yang tak asing lagi ditelinga.Danny.Kenapa dia disini?bukannya dia akhir-akhir ini malas ke perpustakaan?aku tertegun mendengar pertanyaannya.
Dari nada bicaranya,terdengar sebuah kecemasan yang sedang menggeleyuti pikirannya.
"nggak apa-apa kok,tadi mau ngambil buku yang ada di rak atas,tapi malah ngejatuhin bukunya,aku bodoh ya....." kataku mencairkan suasana.
"nggak kok,ayo sini aku bantu kamu berdiri..." katanya sambil memapah tubuhku.Kupasrahkan gravitasi tubuhku padanya.Aku tak sanggup berdiri,sepertinya kakiku keseleo.Dia kemudian membantuku duduk dan memeriksa pergelengan kakiku.
"Awww......"aku mengerang kesakitan.Sungguh aku baru pertama kali keseleo dan baru menyadari betapa sakitnya keseleo itu.
"Emang awalnya sakit,tapi bentar lagi baikan kok..."katanya sambil memijat kakiku perlahan.
benar apa katanya,sesaat kemudian kakiku sudah terasa baikan.
*** 
Lihat aku disini
Memandangmu dari kejauhan
Mencintaimu dari balik rimbunnya perhatian orang-orang yang menggilaimu
Memikirkanmu meski tak bisa menyentuhmu
Haruskah aku seperti ini terus?
Hanya mencintaimu dari kejauhan?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar