Semuanya sia-sia
saja. Seluruh saraf di tubuhku telah dikuasai olehnya. Tak ada hal yang bisa kulakukan
selain merelakannya mengendalikan jalan pikiranku. Padahal, aku tahu kami hanya
pasangan dunia maya. Cyber couple.
Dunia kami saja tak nyata, mungkinkah rasa ini tak absurd? Aku sendiri tak tahu
apa yang terjadi saat ini, yang ku tahu; dia telah mengalihkan duniaku. Kita
sendiri, ada di belahan dunia berbeda, dengan latar belakang kontras dan
tentunya bahasa yang sama sekali tak sama. Aku sendiri tak terlalu paham dengan
bahasanya, sama seperti dia yang hanya tahu 2 kata formal dari bahasaku. Tapi
itu tak menyulitkan kita, bukan? Tentunya, itu berkat paman google yang tak pernah bosan mengartikan
percakapan kita.
“Bagaimana
kuliahmu hari ini?” kalimat pertama yang muncul di akun skype-ku malam itu.
“ Begitulah, tak
ada hal yang istimewa. Lalu bagaimana pekerjaanmu? Kau mendapatkan proyek yang
kau inginkan itu?”
“ Seperti yang
kau kira,honey. Aku memenangkan proyek
itu. Ah, jika kau disini, mungkin aku sudah mengajakmu berpesta.”
“Kau bisa
mengajakku berpesta.”
“Bagaimana bisa?
Kau mau datang kesini? Ke Perancis?”
“Tentu tidak.”
“Lalu bagaimana
mungkin aku bisa mengajakmu berpesta?”
“ Ambillah winemu dulu. Berpakaianlah yang rapi,
aku akan menunggumu.”
Lalu aku
mengambil sebotol wine dari rak, menuangkannya ke gelas; sejurus kemudian aku
mengganti kaos oblongku dengan gaun sederhana. Aku lalu duduk di depan laptopku
sembari merapikan rambutku, mengoleskan samar lipstick peach kesayanganku.
“ Aku sudah
siap. Lalu bagaimana selanjutnya?
“Kau hidupkan video callmu. Oke?” beberapa detik
kemudian, jendela video call muncul
lalu “Tadaa....” teriakku sembari
berpose bak model. “ Bagaimana, kau sudah siap mengajakku berpesta malam
ini?”
“Amazing. Kau
begitu cantik, sayang.” Dia tersenyum
memandangi diriku. “ Siap pergi?” Dia lalu menyentuhkan jarinya ke laptop,
seolah-olah mengulurkan tangannya padaku. Aku pun membalas hal yang sama. Ia
mencium punggung tanganku dari laptopnya. Meski dia tak berada di hadapanku,
tapi debaran jantung ini nyata. Aku yakin wajahku memerah karena tingkahnya.
Malam itu kami
berdansa di dunia maya.