Selasa, 06 Maret 2012

Jangan Salahkan Tuhan!


Lagu mengalunkan empatinya kepadaku yang kehilangan kekasih,

Salah Tuhan jika kita putus?
Salah Tuhan jika kita tak bisa bersama lagi?
Salah Tuhan jika kita hanya bisa saling menatap tanpa mengucapkan sepatah katapun?
Salah Tuhan jika orangtua kita tak merestui kita?
sekali lagi aku tanya,apakah salah Tuhan jika beda keyakinan jadi jurang pemisah kita berdua?
Tentu tidak sayang.Aku tahu kau sangat paham agamamu dan aku juga mengerti agamaku.
Ketika menjalin hubungan denganmu ku kira itu bisa menepis anggapan bahwa pacaran beda agama itu haram,tidak boleh,hanya menimbulkan dosa dan segala hal yang kupikir terlalu naif.Aku pikir aku bisa mencintai siapapun yang ku mau dalam konteks bukan kekasih orang lain.Aku menutup telinga tentang doktrin agamaku.Kau juga begitu kan?Kita selalu bisa menikmati hari tanpa beban pikiran.
Tapi semakin lama kita menjalin kasih,aku tersadar bahwa kita tidak akan bersatu.Terketuk hatiku saat mendengar satu ayat yang sampai saat ini selalu terngiang di telingaku "Lakum dinukum waliyadin".. Bagimu agamu dan bagiku agamaku...Ketika lantunan ayat itu menembus otakku,aku tersadar bahwa selama ini aku hanya emikirkan duniawi.Aku melanggar perintah Allah,Tuhanku.
Lalu kuputuskan untuk menghentikan hubungan terlarang ini.Hatiku sakit sekali karena aku telah sangat mencintaimu.Tapi aku tidak mau melanggar perintah Tuhanku.Sejenak kuragu akan keputusanku tapi mungkin inilah jalan terbaik untuk kita berdua sebelum hubungan kita semakin serius.
Kau begitu marah saat mendengar aku ingin putus.Lalu kau menyalahkan Tuhan ketika aku menjabarkan alasanku.
"Apakah kau lupa tentang apa yang kau katakan dulu,tentang betapa kau memuji Tuhan?kau katakan: bukankah Tuhan menciptakan jari dgn celah2nya agar kita bisa saling menggenggam dan menguatkan hati? disinilah aku menggenggam tanganmu untuk menguatkan hati bahwa inilah yang terbaik" kataku terakhir kali.
"Baiklah jika itu maumu,semoga kau mendapatkan pasangan seagama yang kasih sayangnya melebihi yang ku beri..."
"Makasih Joseph kamu udah mau ngerti,makasih udah jadi penyebab tawaku selama ini,makasih udah memberikan hari-hari yang indah,mungkin kamulah orang yang sangat mengerti aku .."
"Sama-sama,bolehkah aku mengecup keningmu sebagai perpisahan terakhir kita?"
Aku tak menjawab tanyanya.Aku hanya menutup mata dan menghapus air mata yang tak berhenti mengalir.Maafkan aku Tuhan,aku membuat dosa lagi.Lalu dia mengecup lembut keningku.
Dan rintik hujan pun turun,seolah mengiringi kepergiannya dengan langkah tertatih namun tak henti dan ku kira dia tak akan kembali lagi.Ku hanya bisa mengantar perpisahan kami dengan air mata yang tak kunjung reda sederas hujan di sore itu.,,,,