Rabu, 09 Mei 2012

Kala rasa sakit jadi inspirasi...

Jangan tanya kenapa wajahku selalu tertekuk tanpa ada sedikitpun senyum yang mengitarinya.Jangan tanyakan kenapa cuma mendung yang menghitam yang selalu terdeteksi setiap harinya.Jangan tanya kenapa ak jadi handphone-paranoid karena selalu mengecek inbox yang tak mungkin berisi SMSmu lagi.Jangan tanya kenapa,kenapa dan kenapa..Yang harus kamu pikirkan adalah  apakah ini ada hubungannya denganmu? Hanya lubuk hatimu yang bisa menjawabnya tanpa perlu ada kebohongan yang terselip didalamnya.Bukan bibir yang cuma mengucap sekumpulan dusta yang menyayat hati.

Aku tahu pilihanmu sudah kau pikirkan dengan matang.Aku cuma tahu itu tanpa memikirkan konsekuensinya sekarang.Aku baru sadar betapa kau telah mendominasi hidupku dengan hebatnya.Betapa kau selalu mendoktrinku akan perhatian dan curahan kasih sayang yang tak terkira.Dan ketika kau merangkak pergi dari hidupku,ku tahu segalanya akan jadi serba sulit.Apakah pernah kau memikirkan kondisiku saat ini?Terpuruk sendiri,merana tanpa ada yang mencoba menegarkan hati.

Lalu,aku coba tegar.Mencoba menjadi wanita tegar seperti yang kau inginkan.Masih dengan harapan kau akan kembali dalam pelukan,aku coba kuatkan kepingan hati yang masih tersisa.Kamu sangat mendambakan wanita tegar.Apakah aku sudah masuk kriteriamu?Apa aku bisa jadi wanitamu lagi?

Kupandangi sosok yang ada di depan cermin.Ini bukan aku.Ini bukan diriku.Sosok sejatiku tengah kau bawa pergi menjauh.Mana senyum dan semua sinar mata yang dulu membuat wajah ini indah?Mana semua canda tawa yang dulu pernah membuat jutaan tawa yang berderai tatkala bersamamu?Dimana,dimana,dan dimana?Semua sudah kau bawa pergi tanpa sisa.Yang ada hanyalah efek domino dari satu hal yang kau lakukan,meninggalkanku tanpa pernah tahu apa yang terjadi padaku.Meninggalkanku dengan sesuka hatimu tanpa pernah mengerti sedikitpun perasaanku.

Aku coba menutup mata sejenak mengurangi kelelahan yang mendera.Mencoba sedikit demi sedikit melupakanmu meski rasanya tak mungkin.Aku masuk ke dalam alam bawah sadarku hingga akhirnya aku terbangun.Kubayangkan sosokmu tengah melambaikan tangan padaku.Dalam tidurpun,kau masih dengan kuatnya bercokol di dalam diriku.Sebegitukuatkah sosokmu di dalam diriku hingga meski aku berusaha melupakan sedikit saja sosok atau hanya bayanganmu,yang ada malah sosokmu malah memenuhi pementasan drama di mimpiku.Kamu terlalu egois memang.

Jika aku tahu akan begini jadinya,aku tak akan mengiyakan permintaanmu.Kau tidak tahu atau pura-pura tidak tahu bahwa aku sangat membenci perpisahan.Aku tahu bahwa setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan.Tapi aku tak suka perpisahan seperti ini.Aku,hatiku,pikiranku,logikaku,jiwaku,belum sanggup lepas dari jeratanmu.Jika ada katalis yang mampu mempercepat proses melupakanmu,mungkin aku tak akan berpikir dua kali untuk membelinya.Jika ada virus yang bisa menginveksi semua kenangan yang kau berikan selama ini,akan kubiarkan dia bersarang di hippocampusku.Tapi tentu itu mustahil.Yang ada aku malah tambah sakit memikirkanmu.

Detik berganti detik,menit berganti menit,jam berganti jam dan haripun berganti hari.Kujalani hidupku sebagaimana biasanya,tentunya tanpa dirimu.Kamu juga melanjutkan hidupku dengannya,tanpa aku.Sebegitu takberartinyakah aku di matamu hingga begitu cepatnya dirinya mengisi hatimu?Sebenarnya dulu kau menganggapku apa?Aku cuma boneka yang kau gerakkan semaumu,yang hanya boleh menuruti permintaanmu?Aku tahu kau begitu sempurna meski kesempurnaan itu malah membuat hidupku tak sempurna pada akhirnya.Aku jadi sensitif,mudah galau,dan entah mengapa aku merasa sangat rapuh menjalani hidup ini.

Sekarang yang bisa kulakukan hanya mengikhlaskan kepergianmu.Aku sadar aku terlalu bodoh jika aku terus menerus mengingatmu padahal tak sedikitpun kau mengingatku.Aku sadar aku bukan siapa-siapamu lagi.Hidup ini harus tetap berjalan kan?sama halnya seperti bumi yang berotasi,roda yang berputar,aku harus move on ke tempat yang lebih baik dan semoga aku mendapatkan yang lebih baik,meski dulu aku melepaskan kamu,seseorang yang terbaik yang pernah ku miliki.Aku tak tahu apakah aku akan mendapat yang lebih baik jika sebelumnya aku sudah pernah melepaskan yang terbaik.

Aku sadar semua kesakitan yang kau guratkan membawaku menulis di blog ini.Semua tulisan ini memang bukan cerita pribadiku,meski kadang terselip beberapa.Toh,dengan ini kamu bisa membuatku mengembangkan imajinasiku tentang bagaimana rasa sakit yang sesungguhnya.Aku baru sadar ternyata penulis sudah terbiasa sakit agar bisa menciptakan karya yang brilian,Penulis sudah terbiasa dengan sejuta rasa agar bisa membuat perasaan orang yang membaca tulisannya teraduk-aduk...

Terima kasih atas segala guratan luka perih yang kau torehkan selama ini.Dengan ini aku akan bangkit dan berusaha jadi penulis handal,sama seperti impianku dulu :)

"Untukmu,pria yang tanpa ku sebut namanya pun kau akan tahu bahwa aku sedang menceritakan dirimu,mendongengkan sikapmu,meluapkan kekesalanku padamu ...."

with love,
Mi-Ki