Kadang
aku berpikir mengapa aku selalu memilih jalan yang sulit sementara Tuhan selalu
menyodorkan jalan pintas yang indah buatku.Kenapa aku masih bertahan disisimu sedangkan ada dia yang
setia menungguku.Aku tahu bahagia itu sederhana,sangat sederhana malah.Tapi
kenapa kau membuatnya selalu jadi serba sulit? Apa kau tak tahu bagaimana
mudahnya merasa bahagia?Atau mungkin kau sudah terbiasa menyiksa hati dan
perasaan orang sehingga menurutmu itulah bahagia?Entahlah...
Ku ketuk pintu rumahnya sekali
lagi.Tak ada sahutan suara yang sangat ku kenal.Sepi.Tak ada sedikitpun suara
yang menari-nari diruangan itu.Hampa.Mungkin dia sedang tidak di
rumah.Tapi jelas-jelas dia bilang kalau dia sedang sakit dan tak mau pergi
kemanapun.Bubur ayam yang kumasak sejak siang tadi mulai dingin.Aku khawatir
rasanya tak nikmat lagi ketika disantap.Terpikir olehku untuk memanaskannya
sejenak agar enak dimakan.Kuambil kunci serep rumahnya dan langsung memasuki
dapur..
Ku lirik pintu kamar yang
menganga di sudut ruangan.Seperti tak ada orang.Akupun tergelitik untuk masuk
kedalam dan melihat keadaannya.Kosong.Kamar itu kosong dan rapi.Sepertinya dia
pergi.Ku percepat langkahku lagi menuju pantrynya dan mulai menyusun
meja makan.
Kulirik jam tangan yang
melingkar di pergelangan kiriku berkali-kali.Detak jam itu memainkan
perasaanku.Kemana dia??Awan gelap mulai merundung di senja itu.Deru angin mulai
memainkan cuaca.Sepertinya bakal hujan deras.
Ternyata benar, hujan deras
mulai mengguyur Bandung.Deru angin tak henti-henti mengoyak kesunyian senja
ini.Kemana dia?apa dia sedang membeli obat?aku tak mau
menghubunginya sengaja untuk membuat surprise kecil buatnya.Terdengar
langkah kecil diantara derasnya rinai hujan.Pria itu berlari-lari kecil membuka
pagar.Kini pria yang kutunggu itu tepat berada di depanku.Aku yang sudah
memegang handuk untuknya langsung menyambutnya dengan seulas senyum terbaik
yang kumiliki.
"Kamu baru
pulang?darimana?kamu kan lagi sakit..perginya tadi dengan
siapa?"kutanyakan semua hal yang memang memenuhi kepalaku dengan nada
lembut,tapi dia tahu .. aku mencemaskannya.
"Aku tadi diajak makan
siang sama Diana mantanku,"katanya singkat.
"Kau udah baikan?apa perlu
aku panggilkan dokter pribadimu?"
"Gak usah,emangnya ngapain
kamu disini sih??"tanyanya setengah membentak.
"Aku tadi bawain kamu bubur
ayam.Katanya kamu lagi sakit.Jadi aku buatin bubur ayam kesukaan kamu.Dimakan
ya..."jelasku dengan seulas senyum seadanya.
Nizar mengalihkan pandangannya
dariku."Kamu tuh ngerti nggak
sih..ini udah mau malem.Pulang sana!"bentaknya dengan nada meninggi.
Aku mundur satu langkah mendengar bentakan Nizar.Aku bingung
dengan tingkahnya.Bingung sekaligus terkejut.
"Tadi kamu pulang bareng
siapa?"
"Kamu ini,selain bego
ternyata tuli juga ya..aku tadi kan udah bilang kalo aku pergi ama mantanku,ya
jelaslah aku pulang ama dia,dasar cewe bego!"
"Oh maaf ya,aku tadi nggak
denger kamu ngomong masalah itu,ya udah dimakan ya buburnya,aku taruh di meja
makan.."
"Bawa aja lagi,aku kan udah
makan sama Diana."katanya enteng.
"Nggak usah,kamu makan aja,nanti langsung mandi biar gak masuk
angin,teh angetnya udah aku buatin..aku pulang dulu ya..good night ...." kataku
,mengecup keningnya dan beranjak pergi meninggalkannya.
Nizar masih diposisinya.Tak ada
niat sedikitpun untuk mengantar kepergianku meski dia tahu wanita yang sudah
jadi kekasihnya selama 3 bulan itu sedang menangis gara-gara ulahnya tadi.Apa
sih yang ada di otaknya sampai sebegitu teganya dia memperlakukanku seperti
ini? Mataku terus basah,bukan karena air
hujan yang mengguyur wajahku,namun tangis kecil terisak yang memenuhi
wajahku.Aku menangisi kelakuan kekasihku.
***
Sikap cuek Nizar tak hanya
berhenti sampai disitu.Di kantor saat berpapasan denganku,dia tak menegur
bahkan menoleh sedikitpun padaku.Dia sebenarnya menganggap aku apa sih? Manequin yang tak berhati tak
berperasaan? Wayang yang tak memiliki keinginan untuk dihargai,disayangi dan
dicintai?
"Kamu kenapa sih cuek
banget?aku ada salah apa?"
"Salah kamu??salah kamu itu banyak!"jawabnya singkat.
"Apa sayang,jelasin agar aku bisa berubah jadi lebih baik buat
kamu.."aku memandanginya.Tanpa terasa bulir air mataku jatuh tak tertahan
lagi.Tangisku membuncah.Tak kupedulikan lagi pandangan orang-orang yang heran
melihat tangisku.Aku tak peduli.Yang kutahu aku harus menyelesaikan masalah ini
secepatnya.
"Ini kamu lagi ngelakuin
kesalahan fatal...NANGIS!! mantanku itu selalu tegar menghadapi masalah,nggak
kayak kamu yang cengeng kalo ada masalah..."katanya tanpa ampun.
Tangisku terhenti.Aku tak tahu
apa yang dia katakan.Aku masih berusah mencerna kata-kata itu saat dia melontarkan
kata-kata yang lain.
"Kamu tak seperti
mantanku,dia yang terbaik...."
"Ya,aku tahu aku tak sebaik
mantanmu.Aku tak sepintar dan secantik dia.Aku tak sekaya ataupun semandiri
dia.Aku adalah aku yang tak mungkin jadi orang lain.Aku bisa jadi lebih baik
dari diriku yang sekarang tapi aku tak bisa jadi orang lain.Aku menipu diriku
sendiri jika aku berusah menjadi orang lain..."kataku tak tahan lagi.
Nizar tercengang mendengar
bentakanku.Dia tak menyangka gadis selembut Litha yang dikenalnya bisa bicara
sekasar itu padanya.
"Aku sangat kecewa pada
diriku sendiri.Aku tak bisa mengubah pikiranmu.Aku tak bisa membuatmu lupa pada masa lalumu dan menata dirimu untuk
menjalani masa depanmu"
"Masa lalu itu bukan untuk
dilupakan tapi untuk dikenang.."
"Tapi jika kau terus
mengenang masa lalumu tanpa menjalani masa depanmu,kapan kau akan menata masa
depanmu bersamaku..ingat aku masa depanmu..dia masa lalumu jadi lupakan dia!!"
"Apa hakmu melarangku
mengingatnya??Toh itu masa laluku dan kau tak berhak mencampurinya.Kamu itu
bukan istriku,kamu cuma pacarku!"
"Ya aku memang cuma
pacarmu.Aku wanita yang jatuh cinta pada laki-laki yang tak pernah mau
memandang masa depannya.Aku wanita lemah yang tak berdaya akan pesonamu dan
bahkan tak bisa mengubahmu.Aku memang wanita bodoh.Aku sangat bodoh jika aku
terus mengharapkan kau akan lupa denga masa lalumu.."
"Maaf Honey,bukan
maksudku seperti itu.."
"Percuma ada kata maaf
jika kau tak mau berubah! aku memang terlalu bodoh.Kembalilah pada masa
lalumu jika itu membuatmu bahagia dan aku akan mencari pria yang mau menjalani
masa depannya sama sepertiku."
Aku meninggalkannya dengan
sejuta tanya yang (tentunya) masih menyelimuti pikirannya.Mungkin ini jalan
terbaik bagiku dan baginya.Kami tidak akan pernah bersatu lagi.Kami seperti air
dan api.Kami tidak memiliki tujuan hidup yang sama.Ya,mungkin inilah yang
terbaik.
***
“Sudahlah,Tha.. jangan kayak gini terus..ayo makan ntar
kamu sakit lagi” bujuk Steve sambil terus menyendokkan bubur ke
mulutku.Sebenernya bubur itu sangat enak.Aku tahu karena itu adalah bubur
langgananku,tapi hal itu mengingatkanku pada Nizar,aku benci itu.
“Pergi kamu,Steve! Aku nggak mau lihat wajahmu lagi..”
teriakku di depan wajahnya.Aku cuma butuh waktu untuk sendiri.Tapi kenapa dia
selalu ada disini?
“Maaf,Tha..tapi aku nggak bisa ninggalin kamu
sendirian,,aku takut ada apa-apa sama kamu...aku sayang kamu,Tha...” kata Steve
perlahan,membuat jantungku berirama tak beraturan.
“Kamu tahu aku cinta sama Nizar,tapi kenapa kamu mau
nemenin aku disini?apa kamu nggak merasa sakit hati kalo orang yang kamu cinta
malah mencintai orang lain?” tanyaku sambil memperhatikan air mukanya.Aku tahu
betapa terpukulnya dia kala mengetahui hubunganku dengan Nizar.Tapi yang
membuatku heran adalah kenapa dia masih bisa tersenyum dengan hubungan kami?
Apa dia tak mencintaiku lagi?
Sambil tersenyum diapun berkata “ Kamu tentu lebih tahu bagaimana perasaanku padamu.Aku tak membencimu karena lebih memilih dia daripada
aku.Aku juga tak berusaha merusak hubungan kalian.Aku cuma mau melihat guratan
senyum di wajahmu selalu terlihat setiap harinya.Itu saja.Karena dengan melihatmu tersenyum,aku bisa merasakan betapa
bahagianya kamu.Aku tahu bahagia itu sangat sederhana.Sesederhana ketika tawa
canda bergulir dari bibirmu.Sesederhana saat kau bisa tersenyum bersamanya.Itulah bahagia yang
aku rasa dan itu sudah cukup bagiku.”
Aku merinding mendengar pernyataannya.Sungguh mulia hati
pria ini.Hidupnya hanya didedikasikan untuk orang lain bahagia.Dia tak pernah
memikirkan hati dan perasaannya sendiri.Karena menurutnya bahagia itu kala
melihat orang lain bahagia.Kenapa aku dulu tak memilihnya? Aku merasa menyesal
dengan keputusanku dulu.Apakah sudah terlambat untuk menjawab pintanya 3 bulan
lalu?
“Apakah pinanganmu dulu masih berlaku sekarang?” ucapku penuh harap.
“Tentu..Litha! itu berlaku selamanya buatmu..apa kau
berubah pikiran?”
“Entahlah sepertinya aku bisa berubah...” jawabku yang
masih setengah bingung dnegan perasaanku sendiri.Ada gejolak aneh kala dia menatap
lekat mataku.
“Jangan terburu-buru..kita masih banyak waktu untuk
memikirkannya dan aku akan setia menunggumu hingga ada waktu yang pas buatmu
untuk menjawab pinanganku...aku tak ingin kau salah langkah lagi...”
Dia mendekat dan mengecup puncak kepalaku perlahan.Aku merasakan ketulusannya.Aku merasakan cinta
sejati dalam dirinya.Senja di hari itu sunggu terasa indah.Kunikmati senja
dengannya.Cuma bersamanya.Dia yang selama ini ada di dekatku ternyata adalah satu-satunya orang yang tulus padaku.Terima
kasih Tuhan engkau mengirimkan malaikat yang mencintaiku apa adanya.Ternyata
memang takdir merencanakan kami untuk bersama.Aku
cuma butuh waktu untuk memantapkan hati
menerimanya.Cuma butuh waktu.Dia tentu masih bisa menungguku ,kan? Aku ingin
bersamanya selamanya.Bersama dia yang selalu mengajarkan kepadaku bila bahagia itu sederhana.
Dan biarlah waktu yang
menjawab apa yang akan terjadi pada kami nanti.
with LOVE,
Mi-Ki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar